Jumat, 18 Maret 2011

Memmories In ITUS :)

Mg 280210
‘tanah kering’
Aku tak ingat, yang pasti pagi itu aku berangkat menuju tempat wisata (baca : sidomba), hanya akan menerima amplop kecil, berisi kertas, berisi tulisan kapital. Singkat. Semua temanku termasuk aku, mendapatkan satu amplop putih, didepannya hanya ada to, nama, dan no ujian nasional serta cap yayasan. Kami dibariskan layaknya orang yang akan mendapat gaji kenaikan pangkat, sangat gembira dan was was, takut ini dan itu, semua berdoa agar kami LULUS. Kami tidak dibolehkan membukanya, sebelum diperintahkan agar membukanya bersama sama, tapi taukah kau, aku selalu ingin tahu lebih dulu, ku buka sedikit saja amplopnya disana ada kertas kecil yang dilipat menjadi dua bagian, ku buka lagi, hanya ada tulisan LULUS, pada tahun pelajaran 2007-2008. Jadi sebelum ada yang memberikan aba aba, ku sudah membukanya terlebih dahulu. Itulah resikonya, orang yang selalu ingin tahu sepertiku, tidak dapat surprise lagi. Kuceritakan. Ketika semuanya mulai membuka bersama sama, aku pun turut saja membuka meskipun sudah tau, yeah, apa yang terjadi ? kami bersujud, diatas tanah kering itu, aku tak ingat waktu itu ada yang sempat menangis tidak ya ? ada kayaknya.
Tanah kering itu menjadi saksi akhir kisah kami. Setelah itu kami berbondong bondong turun dari tanah tinggi sidomba itu,
Aku tertegun. Menyebar ke segala arah, menjadi mozaik yang terserak di kota kecil ini, membentuk suatu titik nan tak terlupakan, jika salah satu titik itu bertemu maka teringatlah kisah kami.
(kertasku masih ada, kalau kertas kalian ?)
‘lokerku’
Lemari kecil berisi baju berantakan itu sepertinya lemari terakhir yang dipindah tempatkan, lemari pakaian siapa lagi kalau bukan lokerku, ke 11 temanku mengangkut lemari mereka meninggalkan azkaban yang penuh dengan dementor ini satu persatu, meskipun kami senang penderitaan ini berakhir, tapi rasanya diakhir itu adalah hal yang tak bisa ditinggalkan. Azka pun mulai kosong, kosong tanpa teriakan teriakan, dan tawa kami sepanjang hari. Semuanya dibereskan, mulai dari kardus buku bekas, ember, gantungan pakaian, selimut., guling, rak buku, bahkan sampai tempat alat mandipun kusisipkan diantara tas tas yang sudah penuh berjejalan barang barang. Resah menunggu jemputan, semua orang pamit, meninggalkan ini. Temanku, meninggalkanku, aku juga meninggalkan mereka, kamar ini, benar benar menjadi saksi perjuangan kami, kenakalan kami, curhatan kami, tangisan dan tawa kami, ketakutan kami, kelaparan kami, acak acakannya kami, capeknya kami, marahnya kami. Kawan, ini sempurna. Tak lupa ku bawa pulang juga tiga buku yang penuh tulisan tentang dia, aku dan mereka kembali ke rumah. Berpisah. Kapan aku menangis ketika disana ? sepertinya tak pernah ? lupakah aku ?

Kawan !!
Puing puing itu kokoh disini
Ketika angin utara datang
Ia memisahkannya kembali

Kawan !!
Hidupku mulai disana
Penuh emosi, dan selalu ingin tahu
Sulit sekali melawan,
Agar angin utara itu tidak datang memisahkan kami

Kawan !!
Aku mengerti
Mengapa waktu tak bisa diulang
Mengapa ada awal dan akhirnya
Ternyata bukan hanya sekali
Tapi, sampai sekarangpun tetap sama

Kawan !!
Ceritamulah, yang membangun nyawaku
Ceritamulah, yang telah membangunkanku
Dari tidur malam
Yang tak terkira batasnya

Kawan !!
Tapi, tak ada akhir untukmu
Bolehkah ku teriakan namamu ?

Kawan !!
Angin utara itu datang dalam mimpiku
Ia berjanji, membawakan kalian untukku
Ia berjanji, tak kan lagi memisahkanku
tapi keadaan pun tak sama lagi

Kawan !!
Tak pernah menyesal bersama kalian
Aku menjadi orang yang paling beruntung
Karena mengenal, karena mengenal
Kalian, kalian orang terhebat nomor satu didunia. :D

Created By : Nurhalimah ^Nurazula Shain^ :)

1 komentar: